2.1 Pengertian Menu
Menurut Kinton dan Caserani (dikutip
oleh Sudiara, 2000:1) disebutkan bahwa : “Menu or a bill of fare is a list of
prepared and presentation should attract customer and represent value for
money”,dalam terjemahannya berarti, menu adalah sebuah daftar makanan yang
telah dilengkapi dengan harga masing-masing, yang disediakan dan ditampilkan
untuk menarik pelanggan serta memberikan nilai terhadap sejumlah uang terhadap
makanan yang ditawarkan.
Menu adalah susunan makanan yang dimakan oleh
seseorang untuk sekali makan atau untuk sehari-hari. Kata ”menu” bias diartikan
”hidangan”. Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan
dalam jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi
seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan
serta pertumbuhan dan perkembangan (Almatsier, 2005).
2.2 Pengertian Menu Seimbang
Menu seimbang adalah konsumsi
makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zat gizi. Kekurangan gizi pada
salah satu makanan dengan pemberian menu seimbang dapat dicukupi oleh makanan
lain. Untuk itu pemberian menu seimbang dengan makanan yang beraneka ragam
sangat dibutuhkan dalam memenuhi kecukupan gizi (Almatsier, 2005).
Menu seimbang adalah makanan yang beraneka ragam yang
memenuhi kebutuhan zat gizi sesuai dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS).
(Depkes RI, 2006).
Pedoman umum gizi seimbang harus diaplikasikan dalam
penyajian hidangan yang memenuhi syarat gizi yang dikenal dengan menu seimbang.
Menu berasal dari kata ”menu” yang berarti suatu daftar yang tertulis secara
rinci. Sedangkan definisi menu adalah rangkaian beberapa macam hidangan atau
masakan yang disajikan atau dihidangkan untuk seseorang atau sekelompok untuk
setiap kali makan, yaitu dapat berupa hidangan pagi, siang, dan malam. Pola
menu seimbang mulai dikembangkan pada tahun 1950 dengan istilah ”Empat Sehat
Lima Sempurna” (Sulistyoningsih, 2011). Pola menu 4 sehat 5 sempurna adalah
pola menu seimbang yang bila disusun dengan baik mengandung semua zat gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh (Almatsier, 2005).
2.3 Batasan Remaja
Dilihat dari siklus kehidupan, masa remaja merupakan masa yang paling sulit
untuk dilalui oleh individu. Masa ini dapat dikatakan sebagai masa yang palingkritis
bagi perkembangan pada tahap-tahap kehidpan selanjutnya. Ini dikarenakan pada
masa inilah terjadi begitu banyak perubahan dalam diri individu baik itu
perubahan fisik maupun psikologis. Perubahan dan ciri kanak-kanak menuju pada
kedewasaan. Pada wanita ditandai dengan mulainya menstruasi atau buah dada yang
membesar. Pada pria antara lain ditandai dengan perubahan suara, otot yang
semakin membesar serta mimpi basah. Dalam kondisi berbagai perubahan diatas,
remaja biasanya tidak mau lagi dikatakan sebagai anak-anak namun remajapun
belum dapat dikatakan sebagai orang dewasanjika dilihat dari berbagai kesiapan
yang mereka miliki.
Berbagai perubahan fisik yang terjadi pada remaja merupakan proses alamiah,
yang akan dilalui oleh semua individu. Namun sering kali ketidaktahuan remaja
terhadap perubahan itu sendiri membuat mereka hidup dalam kegelisahan dan
perasaan was-was. Ditambah dengan perubahan konsep diri dan pencarian identitas
diri, maka akan banyak permasalahan yang muncul jika mereka tidak dibimbing
dengan baik untuk melewati masa tersebut. Proses pencarian identitas diri
tersebut harus mendapat bimbingan dari orang sekelilingnya agar mereka dapat
tumbuh menjadi remaja yang bertanggung jawab. Remaja adalah individu, baik
perempuan maupun laki-laki yang berada pada masa/usia antara anak-anak dan
dewasa. Batasan remaja dalam hal ini adalah usia 10 tahun s/d 19 tahun menurut
klasifikasi World Health Organization (WHO). Sementara United Nation (UN)
menyebutnya sebagai anak muda (youth) untuk usia 15-24 tahun. Ini kemudian
disatukan dalam batasan kaum muda (young people) yang mencakup usia 10-24
tahun.
2.4 Perilaku Makan Khas Remaja
Pada umumnya remaja lebih suka makan makanan jajanan yang kurang begizi seperti
goreng-gorengan, coklat, permen dan es. Sehingga makanan yang beraneka ragam
tidak dikonsumsi. Remaja sering makan diluar rumah bersama teman-teman,
sehingga waktu makan tidak teratur, akibatnya mengganggu sistem pencernaan
(gangguan maag atau nyeri lambung). Selain itu, remaja sering tidak makan pagi
karena tergesa-gesa beraktivitas sehingga mengalami lapar dan lemas, kemampuan
menangkap pelajaran menurun, semangat belajar menurun, keluar keringat dingin,
kesadaran menurun samapi pingsan.
Remaja putri sering menghindari beberapa jenis bahan makanan seperti telur dan
susu. Susu dianggap minuman anak-anak atau dihubungkan dengan kegemukan.
Akibatnya akan kekurangan protein hewani, sehingga tidak dapat tumbuh atau
mencapai tinggi secara optimal. Kadang standar langsing tidak jelas untuk
remaja. Banyak remaja putri menganggap dirinya kelebihan berat badan atau mudah
menjadi gemuk sehingga sering diet dengan cara yang kurang benar seperti
membatasi atau mengurangi frekuensi makan dan jumlah makan, memuntahkan makanan
yang sering dimakan, sehingga lama-lama tidak ada nafsu makan yang sangat
membahayakan bagi remaja.
2.5 Kriteria Makanan Seimbang untuk Remaja
Kebanyakan remaja umumnya menginginkan bentuk tubuh
yang ideal, sampai rela diet mati-matian untuk menurunkan berat badannya.
Menurut buku Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan
Olahragawan, yang ditulis oleh Drs. Djoko Pekik Irianto, M.Kes, ada 10 kriteria
makan sehat berimbang dan 13 pesan dasar gizi seimbang untuk dapat memperoleh
bentuk tubuh yang ideal tanpa mengesampingkan kesehatan .Kriteria makanan sehat
berimbang, antara lain :
1.
Cukup Kuantitas
Maksudnya, banyaknya makanan yang dimakan oleh setiap orang tergantung pada
berat badan, jenis kelamin, usia, dan jenis kesibukan orang tersebut.
Contohnya, pelajar olahragawan tentu membutuhkan asupan makanan yang lebih
banyak dibanding pelajar biasa.
2.
Proporsional
Jumlah makanan yang dikonsumsi sesuai dengan proporsi makan sehat
berimbang, yaitu karbohidrat 60%, lemak 25%, protein 15 %, dan cukup kebutuhan
vitamin, air, dan mineral.
3.
Cukup Kualitas
Perlu mempertimbangkan kualitas makanan, seperti kadar proposionalnya, rasanya,
dan penampilannya.
4.
Sehat dan Higienis
Makanan harus steril atau terbebas
dari kuman penyakit. Salah satu upaya untuk mensterilkan makanan tersebut
adalah dengan cara mencuci bersih dan memasak hingga suhu tertentu sebelum
dikonsumsi.
5.
Makanan segar dan bukan suplemen
Sayur-sayuran dan buah-buahan segar lebih menyehatkan dibanding makanan
pabrik, junkfood, ataupun fastfood.
6.
Makanan golongan nabati lebih sehat daripada golongan
hewani
Hal ini karena makanan nabati lebih sedikit kandungan lemak, terutama lemak
jenuh.
7.
Cara masak jangan berlebihan
Misalnya, sayur yang direbus terlalu lama dan dengan suhu tinggi justru
menyebabkan kehilangan vitamin dan mineral pada sayur tersebut.
8.
Teratur dalam penyajian
Misalnya, Fani makan pagi pukul 7 pagi, makan siang pukul 1 siang, dan
makan malam pukul 7 malam. Pola penyajian ini dilakukan teratur setiap hari.
Waktu penyajian makan ini tak harus sama untuk setiap orang. Teman Fani,
Ina, boleh-boleh saja mengatur jadwal makannya dengan makan pagi pukul 7 pagi,
makan siang pukul 2 siang, dan makan malam pukul 8 malam. Penyajian makan tetap
teratur setiap hari. Jangan membiasakan makan “kapan ingat” karena dapat
menyebablan gangguan pencernaa, seperti sakit maag atau buang air tak lancer.
9.
Frekuensi 5 kali sehari
Misalnya, 3 kali makan utama dan 2 kali makan selingan. Ingat, makanan yang
dikonsumsi tersebut tetap disesuaikan dengan kapasitas lambung
10. Minum 6
gelas air sehari
Tubuh memerlukan 2550 liter air per hari. Kebutuhan air tersebut didapat
dari makanan sebanyak 100 ml, sisa metabolism sebanyak 350 ml dan yang berasal
dari air minum sebanyak 1200 liter. Untuk itu, dianjurkan meminum air sebanyak
6 gelas air yang setara dengan 1200 liter.
Selain memperhatikan kriteria
makanan sehat berimbang, juga dilaksanakan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang untuk
meningkatkan kualitas makanan yang akan kita makan. 13 Pesan Dasar Gizi
Seimbang tersebut, antara lain :
1.
Beragam
2.
Cukup energi
3.
Karbohidrat ½ dari energi
4.
Lemak ¼ dari energi
5.
Menggunakan garam beriodium
6.
Makan sumber zat besi
7.
ASI hingga usia 4 bulan (pada bayi)
8.
Membiasakan sarapan
9.
Cukup minum air
10.
Imbangi dengan olahraga
11.
Hindari rokok dan alcohol
12.
Pilih makanan sehat
13.
Baca label kemasan (misal, melihat daftar komposisi dan tanggal kadaluarsa)
2.6 Karakteristik Pertumbuhan dan Pentingnya Nutrisi
Remaja
Kebutuhan gizi remaja dan eksekutif muda relatif besar, karena mereka masih
mengalami pertumbuhan. Selain itu, remaja umumnya melakukan aktifitas fisik
lebih tinggi dibanding usia lainnya, sehingga diperlukan zat gizi yang lebih
banyak.
1.
Energi
Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi remaja adalah
aktivitas fisik, seperti olahraga yang diikuti, baik dalam kegiatan sekolah
maupun diluar sekolah. Remaja dan eksekutif muda yang aktif dan banyak
melakukan olahraga memerlukan asupan energi yang lebih besar dibanding yang
kurang aktif. Sejak lahir hingga usia 10 tahun, energi yang dibutuhkan relatif
sama dan tidak dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Pada masa remaja
terdapat perbedaan kebutuhan energi untuk laki-laki dan perempuan karena
perbedaan komposisi tubuh dan kecepatan pertumbuhan. Widya Karya Nasional
Pangan dan Gizi VI (WKNPG VI) tahun 1998 menganjurkan angka kecukupan gizi
(AKG) energi untuk remaja dan dewasa muda perempuan 2000-2200 kkal, sedangkan
untuk laki-laki antara 2400-2800 kkal setiap hari. AKG energi ini dianjurkan
sekitar 60% berasal dari sumber karbohidrat. Makanan sumber karbohidrat adalah
beras, terigu dan hasil olahan lainnya (mie, spagettti, macaroni), umbi-umbian
(ubi jalar, singkong), jagung, gula dan lain-lain.
2.
Protein
Kebutuhan protein juga meningkat pada masa remaja, karena proses pertumbuhan
yang sedang terjadi dengan cepat. Pada masa awal remaja, kebutuhan protein
remaja perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, karena memasuki masa
pertumbuhan cepat lebih dulu. Pada akhir masa remaja, kebutuhan protein
laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan karena perbedaan komposisi tubuh.
Kecukupan protein bagi remaja 1,5-2,0 gr/kg BB/hari. AKG protein remaja dan
dewasa muda adalah 48-62 gr/hari untuk perempuan dan 55-66 gr/hari untuk
laki-laki. Makanan sumber protein hewani bernilai biologis lebih tinggi
dibandingkan sumber protein nabati, karena komposisi asam amino esensial yang
lebih baik, dari segi kualitas maupun kuantitas. Berbagai sumber protein adalah
daging merah (sapi, kerbau, kambing), daging putih (ayam, ikan, kelinci), susu
dan hasil olahannya (keju, mentega, yakult), kedele da hasil olahannya (tempe,
tahu), kacang-kacangan dan lain-lain.
3.
Kalsium
Kebutuhan kalsium pada masa remaja relatif tinggi karena akselerasi maskular,
skeletal/kerangka dan perkembangan endokrin lebih besar dibandingkan masa anak
dan dewasa. Lebih dari 20% pertumbuhan tinggi badan dan sekitar 50% massa
tulang dewasa dicapai pada masa remaja. AKG kalsium untuk remaja dan dewasa
muda adalah 600-700 mg/hari untuk perempuan dan 500-700 mg untuk laki-laki.
Sumber kalsium yang paling baik adalah susu dan hasil olahannya. Sumber kalsium
lainnya adalah ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan lain-lain.
4.
Besi
Kebutuhan zat besi pada remaja juga meningkat karena ekspansi volume darah dan
peningkatan konsentrasi hemoglobin (Hb). Setelah dewasa, kebutuhan zat besi
menurun. Pada perempuan, kebutuhan yang tinggi akan zat besi terutama
disebabkan kehilangan zat besi selama menstruasi. Hal ini mengakibatkan
perempuan lebih rawan terhadap anemia besi dibandingkan laki-laki. Perempuan
dengan konsumsi besi yang kurang atau mereka dengan kehilangan zat besi yang
meningkat, akan mengalami anemia gizi besi. Sebaliknya defisiensi besi mungkin
merupakan faktor pembatas untuk pertumbuhan pada masa remaja, mengakibatkan
tingginya kebutuhan mereka akan zat besi. Hal lain yang perlu diingat,
biovailabilitas dari makanan umumnya sangat rendah, yaitu < 10%. Sumber besi
dari hewani mempunyai biovaibilitas yang lebih tinggi dibandingkan sumber
nabati.
Status besi dalam tubuh juga mempengaruhi efisiensi penyerapan besi. Pada
remaja dengan defisiensi besi maka penyerapan besi akan lebih efisien
dibandingkan yang tidak defisiensi besi. Yang dapat meningkatkan penyerapan
besi dari sumber nabati adalah vitamin C serta sumber protein hewani tertentu
(daging dan ikan). Sedangkan zat yang dapat menghambat penyerapan besi antara
lain kafein, thanin, phfitat, zinc, dan lain-lain. AKG besi untuk remaja dan
dewasa muda perempuan 19-26 mg/hari, sedangkan untuk laki-laki 13-23 mg/hari.
Makanan yang banyak mengandung zat besi adalah hati, daging merah (sapi,
kambing, domba), dagin gputih (ayam, ikan), kacang-kacangan, sayuran hijau.
5.
Seng (Zinc)
Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja, terutama
untuk remaja laki-laki. AKG seng adalah 15 mg/hari untuk remaja dan dewasa muda
perempuan dan laki-laki.
6.
Vitamin
Kebutuhan vitamin juga meningkat selama masa remaja karema pertumbuhan dan
perkembangan cepat yang terjadi. Karena kebutuhan energi meningkat, maka
kebutuhan beberapa vitaminpun meningkat, antara lain yang berperan dalam
metabolisme karbohidrat menjadi energi seperti vitamin B1, B2 dan Niacin. Untuk
sintesa DNA dan RNA diperlukan vitamin B6, asam folat dan vitamin B12,
sedangkan untuk pertumbuhan tulang diperlukan vitamin D yang cukup, vitamin A,
C dan E diperlukan untuk pembentukan dan penggantian sel.
2.7 Prinsip Gizi bagi Anak Remaja dan Dewasa
Pada masa remaja kehidupan berkontribusi 30% atau lebih dari total asupan
kalori setiap hari. Remaja harus didorong untuk bertanggung jawab atas
pemilihan kudapan yang sehat. Remaja adalah masa peralihan dari anak menuju
dewasa dimana terjadi pertumbuhan fisik, mental dan emosional, yang sangat
cepat. Menurut WHO batasan usia remaja yaitu umur 10-19 tahun. Makanan
merupakan salah satu kebutuhan manusia yang pokok bagi setiap orang. Makanan
mengandung unsur zat gizi yang sangat diperlukan untuk tumbuh dan berkembang.
Dengan mengkonsumsi makanan yang cukup dan teratur, remaja akan tumbuh sehat sehingga
akan mencapai prestasi yang gemilang, kebugaran, dan sumber daya manusia yang
berkualitas. Remaja putri yang terpelihara kadar gizinya akan terpelihara
kesehatan reproduksinya. Jika kondisi sehat ini terus dipertahankan sapai
kondisi memasuki waktu hamil maka akan mendapatkan anak yang sehat dan cerdas.
2.8 Pengaruh status Gizi terhadap Sistem Reproduksi
Remaja yang kurang gizi atau terlalu kurus (KEK), anemia, kekurangan kalsium,
vitamin D, yodium, seng dan kekurangan vitamin, serta mineral lainnya akan
mempengaruhi proses reproduksi. Khusus remaja putri yang mengalami gangguan
pertumbuhan, maka badan menjadi pendek dan tulang panggul tidak sempurna akibat
sulit melahirkan (calon ibu TB < 145 cm, resiko tinggi mengalami kesulitan
pada waktu melahirkan). Sangat kurus (KEK) dengan resiko melahirkan bayi dengan
bayi berat lahir rendah (BBLR) yang mempunyai resiko kematian dan gangguan
tumbuh kembang pada anak (calon ibu dengan BB < 45 kg, resiko tinggi untuk
melahirkan BBLR). Anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat gizi dapat
menyebabkan resiko pendarahan pada waktu melahirkan. Umumnya remaja putri dan
wanita lebih mudah menderita anemia dibanding pria dan remaja putra. Wanita dan
remaja putri membutuhkan zat besi 2 kali lebih banyak dari pada pria atau
remaja putra karena mengalami haid dan banyak mengeluarkan darah waktu
melahirkan dan zat besi diperlukan untuk memproduki darah (Hb). Tanda-tanda
anemia sering dikenal lima L yaitu lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Anemia sering
disertai dengan pusing, mata berkunang-kunang muka dan tangan pucat.
2.9 Kebutuhan Gizi Remaja
Kebutuhan kecukuoan gizi pada remaja didapatkan dari kesesuaian antara jumlah
dan jenis makanan yang dikonsumsi dengan kebutuhan fungsi tubuh sehingga
bermanfaat bagi terpeliharanya fungsi tubuh secara optimal. Kekurangan dalam
mengkonsumsi makanan yang baik, jumlah maupun mutunya dapat menyebabkan kurang
gizi seperti kurang energi krinik (KEK), anemia, kurang vitamin A (KVA), dan
gangguan akibat kurang yodium (GAKY). Gizi seimbang dalam kehidupan sehari-hari
dapat mencegah terjadinya keadaan gizi kurang atau gizi lebih. Hidangan gizi
seimbang adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat
oengatur yang dikonsumsi oleh seseorang dalam satu hari secara teratur sesuai
dengan kebutuhan gizi. Untuk proses tumbuh kembang, tubuh memerlukan
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air dan serat dalam jumlah yang
seimbang.
2.10 Faktor-faktor yang berpengaruh pada gizi manusia
1. Status Individu
Biasanya wanita remaja atau wanita remaja yang telah menikah akan kesulitan dalam
memilih bahann makanan atau jenis makanan yang dihidangkan. Kadang dalam
menyusun hidangan makanan lebih memperhatikan oranglain daripada dirinya,
seperti keluarga dan anak jika ia telah menikah atau orang yang dia sayang
lainnya. Wanita yang telah berumah tangga biasanya lebih memilih mengonsumsi
makanan yang tidak dihabiskan oleh keluarga karena ia merasa sayang apabila
terbuang
2. Status Ekonomi
Wanita dengan tingkat ekonomi yang lebih tinggi tentunya akan berbeda gizinya
dengan orang dari tingkat ekonomi rendah.
3. Anatomi tubuh Individu
Ukuran pelvis individu berhubungan erat dengan tinggi badan seseorang. Selain
hal-hal diatas banyak faktor yang mempengaruhi antara lain kemampuan keluarga
untuk membeli makanan atau pengetahuan tentang gizi. Banyak wanita terutama
wanita karier atau wanita yang banyak berhubungan dengan publik cenderung lebih
mengonsumsi makanan diet tanpa lemak atau hanya mengkonsumsi buah-buahan
daripada makanan sehat lainnya.
2.11 Menu Seimbang bagi Remaja
Masa remaja merupakan tahap transisi
penting pertumbuhan dari masa anak-anak menjadi dewasa. Mengingat aktivitas
fisik yang umumnya banyak dilakukan oleh remaja, seperti sekolah, olahraga,
hobi, kursus dan ke-organisasi-an, remaja memerlukan asupan zat gizi yang
seimbang dan sesuai dengan kebutuhannya.
Anjuran Pembagian Makanan Sehari
Remaja Usia 10-19 Tahun menurut Yayasan Institut Danone Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar